Minggu, 01 Juli 2012

ilmu kesehatan masyarakat



PONEK
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu (AKI) atau maternal,mortaliti rate (MMR) disamping merupakan indikator tingkat kesehatan wanita,juga menggambarkan tingkat akses,integritas dan efektifitas sektor kesehatan.AKI sering dipergunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan dari suatu negara.
Departemen kesehatan mentargetkan penurunan AKI dari 450/100.000 KLH tahun 1995 menjadi 225/100.000 KLH tahun 2000 dan menjadi 125/100.000 KLH pada tahun 2012.
Persalinan dengan tenaga terlatih meningkat dri 25% pada tahun 1992 menjadi 67% pada tahun 1999, tetapi belum mencapai 90% sesuai dengan target internasional.
Keterbatasan akses pada pertolongan persalinan oleh tenaga terampil dan sisstim rujukan yang tidak memadai mengakibatkan hampir 50% wanita melahirkan tanpa pertolongan non kes dan 70% tidak mendapatkan pertolongan pasca persalinan dalam waktu 6 minggu setelah persalinan. Oleh karena itu dengan adanya program PONEK ini diharapkan angka kematian ibu dan anak mencapai target yang diharapkan,dengan adanya fasilitas yang memadai.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    PENGERTIAN
Regionalisasi pelayanan obstetric dan neonatal adalah suatu sistim pembagian wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang dari 1 jam,agar dapat memberikan tindakan darurat sesuai standar.Untuk menjamin rujukan berjalan secara optimal.
PONEK adalah upaya pelayanan komprehensif di rumah sakit untuk
menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetric dan neonatal yang kegiatannya disamping mampu melaksanankan seluruh pelayanan PONED di tambah tranfusi darah,bedah SC,perawatan neonatal secara intensif.

B.     UPAYA PELAYANAN PONEK
Upaya Pelayanan PONEK :
1.      Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitive
2.      Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
3.      Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
4.      Perawatan intensif ibu dan bayi.
5.      Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi

Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas 2 kelas, antara lain :

PONEK RUMAH SAKIT KELAS C
1.      Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
• Pelayanan Kehamilan
• Pelayanan Persalinan
• Pelayanan Nifas
• Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 1)
• Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
2.      Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
Masa antenatal
·         Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
·         Gerak janin tidak dirasakan
·         Demam dalam kehamilan dan persalinan
·         Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
·         Kehamilan dengan Nyeri kepala, gangguan penglihatan,
·         kejang dan/koma, tekanan darah tinggi

Masa intranatal
·         Persalinan dengan parut uterus
·         Persalinan dengan distensi uterus
·         Gawat janin dalam persalinan
·         Pelayanan terhadap syok
·         Ketuban pecah dini
·         Persalinan lama
·         Induksi dan akselerasi persalinan
·         Aspirasi vakum manual
·         Ekstraksi Cunam
·         Seksio sesarea
·         Epiosotomi
·         Kraniotomi dan kraniosentesis
·         Malpresentasi dan malposisi
·         Distosia bahu
·         Prolapsus tali pusat
·         Plasenta manual
·         Perbaikan robekan serviks
·         Perbaikan robekan vagina dan perineum
·         Perbaikan robekan dinding uterus
·         Reposisi Inersio Uteri
·          Histerektomi
·         Perdarahan pada kehamilan muda
·         Sukar bernapas
·         Kompresi bimanual dan aorta
·         Dilatasi dan kuretase
·         Ligase arteri uterina
·         Bayi baru lahir dengan asfiksia
·         BBLR
·         Resusitasi bayi baru lahir
·         Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
·         Anestesia spinal, ketamin
·         Blok paraservikal
·         Blok pudendal
(bila memerlukan pemeriksaan spesialistik, dirujuk ke RSIA/RSU)

Masa Post Natal
·         Masa nifas
·         Demam pasca persalinan
·         Perdarahan pasca persalinan
·         Nyeri perut pasca persalinan
·         Keluarga Berencana
·         Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

3.      Pelayanan Kesehatan Neonatal
·         hiperbilirubinemi,
·         asfiksia,
·         trauma kelahiran,
·         hipoglikemi
·         kejang,
·         sepsis neonatal
·         gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
·         gangguan pernapasan,
·         kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan,PDA),
·         gangguan pendarahan,
·         renjatan (shock),
·         aspirasi mekonium,
·         koma,
·         Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),
·         Kangaroo Mother Care,
·         Resusitasi Neonatus,
·         Penyakit Membran Hyalin,
·         Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,

4.      Pelayanan Ginekologis
·         Kehamilan ektopik
·         Perdarahan uterus disfungsi
·         Perdarahan menoragia
·         Kista ovarium akut
·         Radang Pelvik akut
·         Abses Pelvik
·         Infeksi Saluran Genitalia
·         HIV – AIDS

5.      Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah

PONEK RUMAH SAKIT KELAS B
1.      Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
§  Pelayanan Kehamilan
§  Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
§  Pelayanan Nifas
§  Asuhan Bayi Baru Lahir (Level 2)
§  Immunisasi dan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh
§  Kembang (SDIDTK)
§  Intensive Care Unit (ICU)
§  NICU
§  Endoskopi

2.      Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal dengan risiko tinggi
Masa antenatal
·         Perdarahan pada kehamilan muda / abortus.
·         Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopik.
·         Kehamilan ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
·         Hipertensi, Preeklampsi / Eklampsi.
·         Perdarahan pada masa Kehamilan
·         Kehamilan Metabolik
·         Kelainan Vaskular / Jantung

Masa intranatal
·         Persalinan dengan parut uterus
·         Persalinan dengan distensi uterus
·         Gawat janin dalam persalinan
·         Pelayanan terhadap syok
·         Ketuban pecah dini
·         Persalinan macet
·         Induksi dan akselerasi persalinan
·         Aspirasi vakum manual
·         Ekstraksi Cunam
·         Seksio sesarea
·         Episiotomi
·         Kraniotomi dan kraniosentesis
·         Malpresentasi dan malposisi
·         Distosia bahu
·         Prolapsus tali pusat
·         Plasenta manual
·         Perbaikan robekan serviks
·         Perbaikan robekan vagina dan perineum
·         Perbaikan robekan dinding uterus
·         Reposisi Inersio Uteri
·          Histerektomi
·         Sukar bernapas
·         Kompresi bimanual dan aorta
·         Dilatasi dan kuretase
·         Ligase arteri uterina
·         Anestesia umum dan lokal untuk seksio sesaria
·         Anestesia spinal, ketamin
·         Blok pudendal

Masa Post Natal
·         Masa nifas
·         Demam pasca persalinan
·         Perdarahan pasca persalinan
·         Nyeri perut pasca persalinan
·         Keluarga Berencana
·         Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2)

3.      Pelayanan Kesehatan Neonatal
·         hiperbilirubinemi,
·         asfiksia,
·         trauma kelahiran,
·         hipoglikemi
·         kejang,
·         sepsis neonatal
·         gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,
·         gangguan pernapasan,
·         kelainan jantung (payah jantung, payah jantung bawaan,PDA),
·         gangguan pendarahan,
·         renjatan (shock),
·         aspirasi mekonium,
·         koma,
·         Inisiasi dini ASI (Breast Feeding),
·         Kangaroo Mother Care,
·         Resusitasi Neonatus,
·         Penyakit Membran Hyalin,
·         Pemberian minum pada bayi risiko tinggi,
·         Pemberian cairan Parenteral
·         Kelainan bawaan

4.      Pelayanan Ginekologis
·         Kehamilan ektopik
·         Perdarahan uterus disfungsi
·         Perdarahan menoragia
·         Kista ovarium akut
·         Radang Pelvik akut
·         Abses Pelvik
·         Infeksi Saluran Genitalia
·         HIV - AIDS

5.      Perawatan Intensif Neonatal

C. PELAYANAN PENUNJANG MEDIK
1)      Pelayanan Darah
a)      Jenis Pelayanan
         Merencanakan kebutuhan darah di RS
         Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan darah
         Menyimpan darah dan memantau suhu simpan darah
         Memantau persediaan darah harian/ mingguan
         Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah recipien
         Melakukan uji silang serasi antara darah donor dandarah recipien
         Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/ rhesus ke Unit Tranfusi darah/UTD secara berjenjang
         Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.

b)      Tempat Pelayanan
         Unit Tranfusi darah /UTD PMI
         Unit Tranfusi darah UTD Rumah sakit
         Bank darah rumah sakit / BDRS
c)      Kompetensi
         Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan Bank Darah Rumah Sakit.
         Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan ketrampilan tentang Transfusi darah
-          Penerimaan darah
-          Penyimpanan darah
-          Pemeriksaaan golongan darah
-          Penmeriksaan uji silang serasi
-          Pemantapan mutu internal
-          Pencatatan , pelaporan, pelacakan dan dokumentasi
-          Kewaspadaan universal (universal precaution)

d)     Sumber Daya Manusia
         Dokter
         Para medis Tehnologi Tranfusi darah (PTTD)
         Tenaga administrator
         Pekarya

e)      Ruang Pelayanan Darah
Ukuran minimal 24 m2

f)       Fasilitas Peralatan
Peralatan utama

2)      Perawatan Intensif
a.      Jenis Pelayanan
         Pemantauan terapi cairan
         Pengawasan gawat nafas / ventilator
         Perawatan sepsis
b.      Tempat Pelayanan
         Unit Perawatan Intensif

c.       Kompetensi
         Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta mencegah penyulit pada pasien medik dan bedah yang berisiko.
         Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.

d.      Sumber Daya Manusia
         Dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru.
         Dokter Spesialis Anestesiologi

e.       Ruang Pelayanan
         Ruang Pelayanan Intensif (ICU) 75 m2


3)      Pencitraan
         Radiologi
         USG / Ibu dan Neonatal

4)      Laboratorium
         Pemeriksaan rutin darah, urin
         Kultur darah, urin, pus
         Kimia

D.    KRITERIA UMUM RUMAH SAKIT PONEK
         Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik –neonatal.
         Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
         Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
         Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
         Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
         Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
         Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum.
         Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit.
         Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu,meskipun on call.
         Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
         Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
         Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam
         PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam,
         recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siaptersedia.
         Perlengkapan
-          Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran,bercak, cairan dll)
-          Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
-          Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak stabil)
-          Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
-          Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsi baik Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
-          Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker menempel kokoh)
         Bahan
Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini.

v  KRITERIA KHUSUS
SUMBER DAYA MANUSIA
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
·         1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
·         1 dokter spesialis anak
·         1 dokter di Unit Gawat Darurat
·         3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)
·         2 orang perawat

Tim PONEK Ideal ditambah :
·         1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesia
·         6 Bidan pelaksana
·         10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
·         1 Petugas laboratorium
·         1 pekarya kesehatan
·         1Petugas administrasi
PRASARANA DAN SARANA
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus dipenuhi hal-hal sebagi berikut :
·         Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
·         Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
·         Ruang pulih / observasi pasca tindakan
·         Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
·         koordinasi internal

A.    Kriteria Umum Ruangan :
Ø  Struktur Fisik
v  Spesifikasi ruang tidak kurang dari 15-20 m
v  Lantai harus porselen atau plastik
v  Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa dicuci atau dilapis keramik.
Ø  Kebersihan
v  Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran bdapat terlihat dengan mudah
v  Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah rumah sakit
v  Hal tersebut berlaku pula untuk Lantai, mebel, perlengkapan, instrumen, pintu, jendela,dinsing, steker listrik dan langit-langit.
Ø  Pencahayaan
v  Pencahayaan harus terang dan cahaya alami ataulistrik
v  Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar seranggga tidak masuk
v  Listrik harus berfungsi baik, kabel dan steker tidak membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan kokoh
v  Tersedia peralatan gawat darurat
v  Harus ada cukup lampu untuk setiap neonates
Ø  Ventilasi
v  Ventilasi, termasuk jendela, harus cukup jika dibandingkan dengan ukuran ruang.
v  Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
v  Suhu ruangan harus dijaga 24-26 C.
v  Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya anti bakteri).
Ø  Pencucian tangan
v  Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau disinfektan yang dikendalikan dengan siku atau kaki.
v  Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang sesuai (dari lantai dan dinding).
v  Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
v  Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai dan tidak ada kawat terbuka.
v  Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan tangan, diletakkan di sebelah Westafel.

B.     Kriteria Khusus Ruangan
1)      Area Cuci Tangan di ruang di Ruang Obstetri dan Neonatus
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter dengan wastafel
2)      Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Obstetri dan Neonatus / UGD
·         Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam Unit Perawatan Khusus.
·         Kamar PONEK di unit gawat darurat harus terpisah dari kamar gawat darurat lain. Sifat privasi ini penting untuk kebutuhan perempuan bersalin dan bayi.
·         Tujuan kamar ini ialah : memberikan pelayanan darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermia, asfiksia dan apabila perlu menolong partus darurat serta resusitasi.
·         Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi, dan inkubator.
·         Kamar PONEK membutuhkan :
-          ruang berukuran 15 m
-          berisi : lemari dan torli darurat
-          tempat tidur bersalin serta tiang infus.
-          inkubator transpor
-          pemancar panas
-          meja , kursi
-          aliran udara bersih dan sejuk
-          pencahayaan
-          lampu sorot dan lampu darurat.
-          Mesin isap
-          defibrilator
-          oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding (outlet)
-          lemari isi: perlengkapan persalinan, vakum, forsep, kuret, obat/infus.
-          alat resusitasi dewasa dan bayi
-          wastafel dengan air mengalir dan antiseptik
-          alat komunkasi dan telepon ke kamar bersalin
-          nurse station dan lemari rekam medik
-          USG mobile.
·         Sarana Pendukung, meliputi: toilet, kamar tunggu keluarga, kamar persiapan peralatan (linen dan instrumen), kamar kerja kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang bersalin/kamar operasi terletak saling berdekatan dan merupakan bagian dari unit gawat darurat.

3)      Ruangan Maternal
a.      Kamar bersalin
·         Lokasi berdekatan dengan Kamar Operasi dan IGD
·         Luas minimal : 6 m per orang. Berarti bagi 1 pasien, 1 penunggu dan 2 penolong diperlukan x 4 m2 = 16 m2.2 2 ØPaling kecil, ruangan berukuran 12 m (6 m untuk masing-masing pasien).
·         Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
·         Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
·         Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.
·         Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yang sama, upayakan tidak ada keharusan melintas pada ruang bersalin.
·         Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
·         Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transport bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.
·         Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit ter-integrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya- secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
·         Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
·         Harus ada kamar mandi-toilet berhubungan kamar bersalin.
·         Ruang postpartum harus cukup luas, standar : 8 m2 per tempat tidur (bed) dalam kamar dengan multibed atau standar 1 bed minimal: 10 m2.
·         Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.
·         Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimum 1 m s.d 2 m dan antara dinding 1 m.
·         Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4.
·         Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.
·         Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan
·         Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke koridor).
·         Kamar periksa/diagnostik berisi: tempat tidur pasien/ob/gin, kursi pemeriksa, meja, kursi, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi. Kamar periksa harus mempunyai luas sekurang kurangnya 11m2. Bila ada beberapatempat tidur maka per pasien memerlukan 7 m2. Perlu disediakan toilet yang dekat dengan ruang periksa.
·         Ruang perawat –nurse station- berisi : meja, telepon, lemari berisi perlengkapan darurat/obat.
·         Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin.
·         Ruang tindakan operasi/kecil darurat/one day care : untuk kuret, penjahitan dsb berisi : meja operasi lengkap, lampu sorot, lemari perlengkapan operasi kecil, wastafel cuci tangan operator, mesin anestesi, inkubator, perlengkapan kuret (MVA) dsb.
·         Ruang tunggu bagi keluarga pasien : minimal 15 m2, berisi meja, kursi-kursi serta telepon.

b.      Unit Perawatan Intensif/ Eklampsia/ Sepsis
·         Unit ini harus berada disamping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
·         Paling kecil, ruangan berukuran 18 m (6-8 m untuk masing-masing pasien)
·         Di ruang dengan beberapa tempat tidur, sedikitnya ada jarak 8 kaki (2,4 m) antara ranjang ibu.
·         Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker listrik yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus mampu memasok beban listrik yang diperlukan, amandan berfungsi baik

4)      Ruangan Neonatal
a.      Unit perawatan Intensif
·         Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui,
·         Minimal ruangan berukuran 18 m (6-8 m untuk masing-masing pasien)
·         Di ruang dengan beberapa tempat tidur sedikitnya ada jarak 8 kaki (2,4 m) antara ranjang bayi.
·         Harus ada tempat untuk isolasi bayi di area terpisah
·         Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker ysng dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik.


b.      Unit Perawatan Khusus
·         Unit ini harus berada di samping ruang bersalin, atau setidaknya jauh dari area yang sering dilalui.
·         Minimal Ruangan berukurn 12 m ( 4 m untuk masing-masing pasien)
·         Harus ada tempat untuk isolasi bayi di tempatterpisah
·         Paling sedikit harus ada jarak 1 m antara inkubator atau tempat tidur bayi
c.       Area laktasi
Minimal ruangan berukuran 6 m2
d.      Area pencucian inkubator
Minimal ruangan berukuran 6-8 m2

5)      Ruang Operasi
§  Unit operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio sesarea dan laparotomia.
§  Idealnya sebuah kamar operasi mempunyai luas : 25 m2 dengan lebar minimum 4 m, diluar fasilitas : lemari dinding. Unit ini sekurang kurangnya ada sebuah bagi bagian kebidanan.
§  Harus disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Didalam kamar operasi harus tersedia : pemancar panas, inkubator dan perlengkapan resusitasi dewasa dan bayi.
§  Ruang resusitasi ini berukuran : 3 m . Harus tersedia 6 sumber listrik.
§  Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah dengan standar luas : 8 m2/bed , sekurang kurangnya ada 2 tempat tidur, selain itu isi ruangan ialah : meja, kursi perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi/nadi oksigen dsb, tempat rekam medik, inkubator bayi, troli darurat.
§  Harus dimungkinkan pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien. Demikian pula agar keluarga dapat melihat melalui kaca.
§  Perlu disediakan alat komunikasi ke kamar bersalin dan kamar operasi, serta telepon. Sekurang kurang ada 4 sumber listrik/bed.
§  Fasilitas pelayanan berikut perlu disediakan untuk unit operasi :
1.      Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat pengawas lalu lintas orang.
2.      Ruang kerja – kotor yang terpisah dari ruang kerja bersih- ruang ini berfungsi membereskan alat dan kain kotor. Perlu disediakan tempat cuci wastafel besar untuk cuci tangan dan fasilitas air panas/dingin. Ada meja kerja dan kursi kursi, troli troli.
3.      Saluran pembuangan kotoran/cairan.
4.      Kamar pengawas KO : 10 m2
5.      Ruang tunggu keluarga : tersedia kursi kursi, meja dan tersedia toilet
6.      Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi. Ada autoklaf besar berguna bila darurat.
7.      Kamar obat berisi lemari dan meja untu distribusi obat.
8.      Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk dua orang, terdapat di depan kamar operasi/kamar bersalin. Wastafel itu harus dirancang agar tidak membuat basah lantai.
9.      Air cuci tangan haruslah steril.
10.  Ruang kerja bersih. Ruang ini berisi meja dan lemari berisi linen, baju dan perlengkapan operasi. Juga terdapat troli pembawa linen.
11.  Ruang gas/tabung gas
12.  Gudang alat anestesi : alat/mesin yang sedang di reparasi-dibersihkan, meja dan kursi
13.  Gudang 12 m2: tempat alat alat kamar bersalin dan kamar operasi kamar ganti : pria dan wanita masing masing 12 m2, berisi loker, meja, kursi dan sofa/tempat tidur, ada toilet 3m2.
14.  Kamar diskusi bagi staf dan paramedik : 15 m2.
15.  Kamar jaga dokter : 15m2
16.  Kamar jaga paramedik : 15 m2
17.  Kamar rumatan rumah tangga (house keeping) : berisi lemari, meja, kursi, peralatan mesin isap, sapu, ember, perlengkapan kebersihan, dsb.
18.  Ruang tempat brankar dan kursi dorong.

6)      Ruangan penunjang harus disediakan seperti :
·         ruang perawat/bidan
·         kantor perawat
·         ruang rekam medik
·         toilet staf
·         ruang staf medik
·         ruang loker staf/perawat
·         ruang rapat/konferensi
·         ruang keluarga pasien
ruang cuci
·         ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat/bahan
·         gudang peralatan
·         ruang kotor –peralatan – harus terpisah dari ruang cuci/steril. Ruang ini mempunyai tempat cuci dengan air panas-dingin, ada meja untuk kerja.
·         ruang obat : wastafel,meja kerja dsb.
·         ruang linen bersih.
·         dapur kecil untuk pembagian makan pasien.

3. PRASARANA DAN SARANA PENUNJANG
a.      Unit Transfusi Darah
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes kecocokan, pengambilan donor dan tes lab : infeksi VDRL, hepatitis, HIV. Diperlukan ruang 25 m2, berisi lemari pendingin, meja kursi, lemari , telepon, kamar petugas, dsb. Memiliki peralatan sesuai dengan standar minimal peralatan maternal dan neonatal darah / Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.

b.      Laboratorium
Unit ini harus berfungsi untuk melakukan tes labotratorium dalam penanganan kedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk pre eklamspsia dan neonatal.

c.       Radiologi dan USG
Unit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan Thoraks.

4. PERALATAN ESSENSIAL
a. Peralatan Maternal Essensial
Kotak Resusitasi :
- Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik
- Bilah Laringoskop berfungsi baik
- Bola lampu laringskop ukuran dewasa
- Batre AA (cadangan) untuk bilah laringoskop
- Bola lampu laringoskop cadangan
- Selang reservoar oksigen
- Masker oksigen dewasa
- Pipa endotrakeal
- Plester
- Gunting
- Kateter penghisap
- Pipa minuman
- Alat suntuk 1, 21/ , 3, 5, 10, 20 cc 2
- Ampul Epinefrin / Adrenalin
- NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat / RL
- MgSO4 40%
- Sodium bikarbonat 8,4%
- Kateter Vena
- Infus set
-          Inkubator
-          Penghangat (Radiant Warmer)
-          Ekstraktor vakum
-          Forceps naegele
-          AVM
-          Pompa vakum listrik
-          Monitor denyut jantung / pernapasan
-          Foetal Doppler
-          Set Sectio Saesaria

b. Peralatan Neonatal Esensial :
Dapat memberikan perawatan Neonatal level II B
·         5 + 2 Inkubator
·         Infant Warmer :
·         1 (satu) unit di UGD
·         1 (satu) unit di Kamar Bersalin
·         Pulse Oxymeter Neonatus
·         Therapy Sinar
·         Syringe Pump
·         Tabung Oksigen
·         Lampu Tindakan
·         Alat-Alat Resusitasi Neonatus
·         Laryngoskop Neonatal, Lidah Kuku ukuran 0,0,0,1
·         Ambu Bag
·         CPAP (Continous Positive Airways Preassure)
·         Inkubator Transport
·         Bila Rumah Sakit PONEK akan dikembangkan menjadi
·         Neonatal Intensive Care Unit (NICU) perlu dilengkapi
·         dengan
·         Infus
·         Ventilator
·         5 Tempat Tidur

5. PERALATAN IDEAL
a.      Peralatan Medis
Peralatan medis yang harus ada di masing-masing unit:

1.      Unit Perawatan intensif/Eklampsia/Sepsis untuk maternal
·         Oksigen melalui pipa dinding, penghisap lendir, sistem udara bertekanan. Harus ada (tiga –> empat), outlet (satu –> dua) outlet oksigen, satu outlet udara bertekanan, dan satu outlet penghisap lendir untuk setiap tempat tidur.
·         Tempat Tidur Obstetri / bersalin + Tiang infuse (bagian dada/kepala dapat turun naik, bagian kaki untuk litotomi)
·         Meja instrumen obstetri 80 x 40
·         Lampu sorot obstetri
·         Kursi penolong – dapat turun naik
·         Harus ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan bahan pasokan umum, rak dan lemari kaca tidak boleh retak (agar tidak luka)
·         Ada lemari es untuk obat oksitosin Harus ada meja di area administrasi dan penyuluhan, dan dicat dengan bahan yang dibersihkan
·         Harus ada tiga kursi di kamar bersalin
·         Pasokan Oksigen
·         Lampu Darurat
·         Paling sedikit ada satu monitor denyut jantung / pernapasan lyang berfungsi baik untuk setiap tempat tidur.
·         Harus ada pompa vakum listrik yang bisa dipindah, selang dan reservoar bersih, jika kanister
·         Harus ada sistem vakum penghisap melalui pipa dengan pengatur hisapan, selang dan reservoar atau kanister bersih.
·         Harus ada outlet penghisap dalam jumlah yang cukup, satu untuk setiap tempat tidur.
·         Harus ada pompa vakum listrik yang bisa dipindah dengan regulator penghisap, selang dan reservoir bersih atau kanister sebagai cadangan.
·         Ada satu Oximeter nadi untuk setiap tempat tidur
·         Ada stetoskop yang berfungsi baik setiap tiga tempat tidur
·         Generator listrik cadangan yang dapat dioperasikanbila pasokan listrik utama tidak ada
·         Pompa infus yang berfungsi baik setiap tempat tidur
·         Ventilator
·         Analisis gas darah

2.       Unit Perawatan Intensif Neonatal
Paling sedikit harus memiliki :
·         Satu alat penghangat (Radiant Warmer) yang berfungsi baik
·         Satu pompa tabung yang berfungsi baik untuk setiap 3 inkubator
·         Satu monitor denyut jantung/ pernapasan yang berfungsi baik untuk setiap 3 inkubator.
·         Satu unit terapi sinar yang berfungsi baik untuk setiap tiga inkubator atau tempat tidur bayi
·         Satu timbangan bayi yang berfungsi baik untuk di setiap ruangan
·         Satu Oximeter nadi untuk setiap inkubator
·         Stetoskop yang berfungsi baik

3.      Kamar Bersalin
Harus dilengkapi lemari dengan perlengkapan darurat medik termasuk : vakum, KTG, ECG mesin pengisap, inkubator bayi, pemancar panas (radiant warmer), oksigen, lampu sorot.

6. PERALATAN UMUM
a.  Area Cuci Tangan
·         Wastafel cuci tangan ukurannya cukup besar sehingga air tidak terciprat dan dirancang agar air tidak tergenang atau tertahan
·         Wadah gaun bekas
·         Rak/gantungan pakaian
·         Rak sepatu
·         Lemari untuk barang pribadi
·         Wadah tertutup dengan kantung plastic Harus disediakan wadah terpisah untuk limbah organic dan non-organik
·         Sabun
Tersedia sabun dalam jumlah cukup, lebih disukai sabun cair antibakteri dalam dispenser dengan pompa.
·         Handuk Harus ada handuk untuk mengeringkan tangan. Bisa kain bersih atau tisu.

b. Area Resusitasi dan Stabilisasi di Ruang Neonatus/UGD
·         Steker listrik Ruang harus dilengkapi paling sedikit tiga steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman dan berfungsi baik.
·         Meja periksa untuk ibu Meja harus ditutup dengan lapisan kasur busa, lembar plastik utuh dan seprai bersih. Bagian logam harus bebas karat.
·         Jam dinding Harus menunjukkan waktu yang tepat dan berfungsi baik.
·         Meja perlengkapan
·         Selimut Harus ada cukup selimut untuk menutupi ibu dalam jumlah yang sesuai dengan perkiraan persalinan.
·         Perlengkapan Pasokan oksigen
-          Tingkat II:
v  Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengukur aliran (jika ada oksigen dengan sistem pipa di dinding, lihat standar untuk tingkat III/NICU).
v  Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh.
v  Harus ada pengatur kadar oksigen.
-          Tingkat III/NICU :
v  Harus ada oksigen dengan sistem pipa dengan jumlah outlet yang sama dengan jumlah penghangat.
v  Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengatur aliran sebagai cadangan.
v  Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh.
·         Lampu darurat
·         Stetoskop dewasa
·         Balon yang bisa mengembang sendiri berfungsi baik
·         Bilah laringoskop berfungsi baik
·         Bilah laringoskop, ukuran dewasa
·         Batere AA (cadangan) untuk bilah laringoskop
·         Bola lampu laringoskop cadangan
·         Selang reservoar oksigen
·         Masker oksigen (ukuran bayi cukup bulan dan prematur)
·         Pipa endotrakeal
·         Plaster
·         Gunting
·         Kateter penghisap
·         Naso Gastric tube
·         Alat suntik 1, 2 ½ , 3, 5, 10, 20, 50cc
·         Ampul Epinefrin/ Adrenalin
·         NaCL 0,9% / larutan Ringer Asetat/ RL
·         Dextrose 5%
·         Sodium bikarbonat 8,4%
·         Penghangat (Radiant warmer) Harus ada sedikitnya satu penghangat yang berfungsi baik.
·         Kateter Vena

c. Unit Perawatan Khusus
·         Steker listrik
·         Ruang harus dilengkapi paling sedikit enam steker yang dipasang dengan tepat untuk peralatan listrik. Steker harus mampu memasok beban listrik yang diperlukan, aman dan berfungsi baik
·         Mebel Lemari instrument Harus ada satu lemari dan meja untuk penyimpanan bahan pasokan umum, selain dari lemari dan meja untuk menyimpan bahanbahan untuk ruang isolasi.
Rak dan lemari kaca tidak boleh retak (agartidak luka).
·         Lemari es
·         Meja Harus ada meja di area administrasi dan penyuluhan. Harus dicat dengan bahan yang bias dibersihkan / dicuci
·         Kursi Harus ada tiga kursi di area administrasi dan edukasi yang berfungsi baik.
·         Wadah sampah tertutup dengan kantong plastik
·         Jam dindingHarus menunjukkan waktu yang tepat danberfungsi baik.
·         Bahan dan Peralatan
-          Pasokan oksigen
v  Tingkat II:
Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengukur aliran (jika ada oksigen dengan sistem pipa di dinding, lihat standar untuk tingkat III/NICU). Tabung oksigen cadangan harus selalu terisi penuh. Harus ada pengatur kadar oksigen.
v  Tingkat III (setingkat NICU):
Harus ada oksigen dengan sistem pipa dengan jumlah outlet yang sama dengan jumlah alat
Penghangat. Harus ada dua tabung oksigen dengan satu regulator dan pengatur aliran sebagai
cadangan.
Tabung cadangan harus selalu terisi penuh.
·         Lampu darurat
·         Inkubator, asuhan normal Paling sedikit harus ada 3 inkubator yang berfungsi baik. Paling sedikit harus ada jarak 1m2 antara inkubator atau tempat tidur Bayi
·         Penghangat (Radiant warmer) Paling sedikit harus ada satu penghangat yang berfungsi baik.
·         Timbangan bayi Paling sedikit harus ada satu timbangan bayi yang berfungsi baik di setiap ruangan.
·         Alat/ Instrumen Harus ada ekstraktor vakum yang berfungsi Ada forceps naegle. Ada AVM Harus ada pompa vakum listrik yang bias dibawa dengan penghatur hisapan, selang dan reservoar bersih atau kanister sebagai cadangan.
·         Oximeter
·         Generator listrik darurat Harus ada generator listrik cadangan yang dioperasikan jika pasokan listrik utama tidak ada.

d.      Kamar bersalin
Harus ada wastafel besar untuk cuci tangan penolong, dan sumber listrik sebanyak 4 pada titik yang berbeda.

C.    OBAT-OBATAN
a.       OBAT-OBATAN MATERNAL KHUSUS PONEK
·         Ringer Asetat
·         Dextrose 10%
·         Dextran 40 / HES
·         Saline 0,9%
·         Adrenalin / Epinefrin
·         Metronidazol
·         Kadelex atau ampul KCL
·         Larutan Ringer Laktat
·         Kalsium Glukonat 10%
·         Ampisilin
·         Gentamisin
·         Kortison / Dexametason
·         Aminophyline
·         Transamin
·         Dopamin
·         Dobutamin
·         Sodium Bikarbonat 8.4%
·         MgSO4 40%
·         Nifedipin

b. OBAT-OBATAN NEONATAL KHUSUS PONEK
·         Dextrose 10%
·         Dextrose 40 %
·         N5
·         KCL
·         NaCl 0,9% 25 ml
·         NaCl 0,9% 500 ml
·         Kalsium Glukonat 10 ml
·         Dopamin
·         Dobutamin
·         Adrenalin / Epinefrin
·         Morphin
·         Sulfas Atropin
·         Midazolam
·         Phenobarbital Injeksi
·         MgSO4 20%
·         Sodium Bikarbonat 8,4 %
·         Ampisilin
·         Gentamisin

8. MANAJEMEN
Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK menyelaraskan program RS untuk mendukung program PONEK dalam bentuk SK Direktur di RS.

9. SISTEM INFORMASI
PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiap unsur tim yang ada di dalamnya melakukan fungsi yang berbeda, sangat membutuhkan keterpaduan, kecepatan dan ketepatan informasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu, cakupan dan efektifitas layanan kepada masyarakat. Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk medukung proses pelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangka pencapaian misi yang ditetapkan.
Sistem informasi dimaksud pada PONEK adalah :
a.       Sistem informasi sehubungan dengan PONEK yang sejalan dengan visi dan misi rumah sakit
b.      Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari kamar bersalin dan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang dapat diakses secara transparan melalui workstation.
c.       Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatan mutu pelayanan PONEK bagi pasien, yaitu dengan tersedianya data PONEK yang lengkap dan akurat.
d.      Sistem informasi yang dapat mendukung mekanisme pemantauan dan evaluasi.
e.       Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan dengan adanya ketersediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu.
f.       Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional (rutin) serta dapat meminimalkan pekerjaan yang kurang memberikan nilai tambah, meningkatkan kecepatan aktivitas rumah sakit serta dapat menciptakan ‘titik kontak tunggal’ atau ‘case manager’ bagi pasien.
g.      Sistem informasi yang dapat memberdayakan karyawan (empowering).
h.      Sistem informasi yang dapat mengakomodasi aktivitas yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian dan pengembangan keilmuannya di bidang obstetri dan ginekologi dengan ketersediaan teknologi informasi yang mampu untuk memperoleh, mentransmisikan, menyimpan, mengolah atau memproses dan menyajikan informasi dan data baik data internal maupun data eksternal.