PROSES
LAKTASI DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR
B.
Anatomi payudara
·
Payudara
adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya
pada hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar
sebagai berikut:
·
-
Superior : iga II atau III
·
-
Inferior : iga VI atau VII
·
-
Medial : pinggir sternum
·
-
Lateral : garis aksillaris anterior
(
Gambar Payudara tampak depan )
Ada
tiga bagian utama payudara, yaitu:
- Korpus
(badan), yaitu yang membesar
- Aerola,
yaitu yang kehitaman di tengah
- Papilla,
atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudara
Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut.
Papilla dermis mengandung banyak kelenjar sebasea.
Ada
empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang
dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu
berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan
areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut
bayi.
Payudara
normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Jaringan kelenjarnya terdiri dari
15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting. Tiap-tiap segmen mempunyai
satu aliran yang akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola.
Pada
retro areola ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama
masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi,
dan mempunyai satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus
dibagi menjadi 50-75 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang
mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius lobus itu. Diantara kelenjar
susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin
terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang
disebut ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang
bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur
penyokong dan memberi rangka untuk payudara.
Merupakan fase penambahan dan
pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa
cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi
ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga bukan merupakan
indikasi sedikit atau banyaknya produksi
ASI.
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi
ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode
45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian.
Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan
hormon ini juga keluar dalam ASI itu
sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi
ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2
pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
3.
LaktogenesisIII
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan.
D. Fisiologi Payudara
Payudara mengalami 3 macam perubahan
yang dipengaruhi hormon yaitu :
1.
Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan
duktus berkembang dan timbulnya asinus.
2.
Perubahan
kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
3.
Perubahan
ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi
besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh
ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger)
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
E. Proses Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi
dan pengeluaran ASI. Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil payudara
membesar karena pengaruh berbagai hormon, antara lain estrogen, progesteron,
HPL, dan prolaktin. Hormon lain yang berfungsi memperlancar pembentukkan ASI
(sintesa protein) adalah insulin, kortikosteroid, tiroksin, dan
lain-lain.
Di dalam bagan payudara terdapat bangun yang disebut
alveolus, yang merupakan tempat dimana air susu diproduksi. Dari alveolus ini
ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), dimana beberapa saluran kecil
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus). Di bawah areola, saluran
yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya semua saluran
yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran, terdapat otot yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
- Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan
dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron
dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan.
Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
- Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk
membesar. Tingkat estrogen menurun saat melahirkan
dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.
Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB
hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
- Follicle
stimulating hormone (FSH)
- Luteinizing
hormone (LH)
- Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
- Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot
halus dalam rahim pada saat melahirkan
dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme.
Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin
juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju
saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses
turunnya susu let-down/ milk
ejection reflex.
- Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan
payudara, puting, dan areola
sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa
kehamilan (induced
lactation).
·
Hormon
Prolaktin
Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke
otak. Otak kemudian bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam
aliran darah menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel
pembuat susu untuk bekerja, memproduksi susu.
Sel-sel
pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian
besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah
proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar
hormon Prolaktin sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk
bekerja. Jadi, hormon Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu
yang disedot/dihisap bayi saat ini, sudah tersedia dalam payudara, pada muara
saluran ASI. Semakin sering dihisap bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.
Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi
berhenti menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.
·
Hormon
Oksitosin
Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga
mengeluarkan hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin
diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin. Hormon ini juga masuk ke dalam
aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang
sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI hasil produksi
sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara saluran
ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi
sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.
Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh
rangsangan dari payudara. Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan
perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar suara bayi, meskipun mungkin bukan
bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi, sentuhan bayi, atau
ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu memikirkan
betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.
Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik,
maka bayi akan mengalami kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan
hanya pada kekuatan sedotan menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan
memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian
menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti seolah-olah payudara berhenti
memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap memproduksi ASI, tetapi ASI
tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini sangat penting
bagi bayi.
Pada
beberapa wanita, mulai kehamilan 5 bulan kadang-kadang keluar cairan yang di sebut
kolostrum, dan ini tidak apa-apa.
Selama
kehamilan, ASI tidak keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen turun
dengan drastis, dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan
menyusukan lebih dini, diharapkan sekresi juga makin cepat
Ada
2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan
refleks aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan putting susu
akibat isapan bayi yaitu :
- Refleks prolaktin
Dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila
ini dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju
hipotalamus selanjutnya kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini
mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang memegang peran utama dalam
produksi ASI di tingkat afeolus. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin
sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI.
2. Refleks
Aliran (Let down reflex)
Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya
diteruskan sampai kekelenjar hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis
bagian belakang. Akibatnya bagian ini mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini
berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding
saluran, sehingga asi di pompa keluar. Makin sering menyusui, pengkosongan
alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu
makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran asi yang mengalami bendungan
tidak hanya mengganggu penyususan, tetapi juga mudah terkena infeksi.
Dengan
keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim sehingga involusi rahim
makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu merasa mulas pada hari pertama
menyusu ini adalah mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya rahim ke bentuk
semula.
F. Tiga hal yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu :
- reflek menangkap (rooting
reflek)
Reflek ini terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya.
Dia akan menoleh apabila sentuhan bila pipinya dirangsang dengan papilla, maka
akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkapnya.
2.
reflek
mengisap
Reflek ini mulai apabila langit-langit mulut bayi tersentuh,
sentuhan ini mencapai bagian palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap
mulut bayi maka sinuslaktiverus yang berada di bawah areola akan tertekan
antara gusi, lidah dan palatum, sehingga pemerasan ASI lebih sempurna
3.
reflek
menelan
Bila ASI
masuk ke mulut ia akan menelannya.
G.
Mempertahankan proses laktasi
Cara paling efektif
dalam mempertahankan proses laktasi adalah isapan bayi yang reguler sehingga
reflek prolaktin dan reflek ejeksi ASI dapat terus terjadi dan distensi
alveolus dapat dicegah.
Distensi alveolus menyebabkan
sekresi ASI alveolus menjadi tidak efisien dan rasa sakit pada payudara
menyebabkan ibu enggan untuk menyusui bayinya.
Dengan demikian pencegahan
reflek yang menghambat pengeluaran dopamin dari hipotalamus menghilang dan
aktivitas alveolar menjadi berkurang pula.
H. Anjuran pemberiaan ASI
·
0-6
bulan :
ASI eksklusif memenuhi 100% kebutuhan
ASI eksklusif memenuhi 100% kebutuhan
·
6-12
bulan :
ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan pendamping ASI yang adekwat
ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan pendamping ASI yang adekwat
·
>12
bulan :
ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya
ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya
I . ASI berdasarkan waktu reproduksi
·
Colostrum
: ASI yang keluar pada hari 1 – 3 berupa ASI yang kental, berwarna kuning.
·
Masa
transisi : ASI dari hari ke 3 – 10 berwarna putih sampai 3 – 5 mg PP.
·
ASI
matur : ASI atau Susu basa pada hari 10 – bulan yang pertama
J. Kebutuhan nutrisi selama laktasi
Energi laktasi
perhari ± 2095 kJ, kebutuhan energi umumnya dapat terpenuhi dari cadangan lemak
ibu.
Bila terdapat kcemasan pada ibu
mengenai hal tersebut, dapat disarankan baginya untuk menambahkan asupan
nutrisi secukupnya.
K. Keberhasilan pemberiaan ASI
Keberhasilan proses laktasi
memerlukan beberapa hal :
- Terjadi sekresi ASI dalam alveolus.
- Reflek ejesi ASI efisien.
- Ibu memiliki motivasi untuk memberikan ASI.
Maka keberhasilan laktasi akan
terjadi bila :
- Bayi diberikan pada ibu untuk menyusui sedini
mungkin dan Rooming-in.
- Bayi diperkenankan untuk menyusui sesering
mungkin.
- Setelah ASI keluar, bayi mengisap ASI dengan
frekuensi sesuai kebutuhannya termasuk di malam hari sekalipun.
- Bayi tidak diberi air atau glukosa tanpa
persetujuan dokter atau orang tuanya
- Staf perawatan wajib membantu ibu untuk
mendapatkan keberhasilan dalam proses laktasi.
Produksi
ASI yang rendah akibat dari:
- Kurang
sering menyusui atau memerah payudara
- Apabila
bayi
tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur
mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
- Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
- Jaringan
payudara hipoplastik
- Kelainan metabolisme
atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
- Kurangnya
gizi ibu
Penghambat produksi ASI :
1. Feedback inhibitor :
Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi produksi.
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi produksi.
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress / rasa sakit : akan
menghambat atau inhibisi pengeluaran oksitosin. Misalnya pada saat Sinus
laktiferus penuh/payudara sudah bengkak
3. Penyapihan
Produksi
ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara
ada banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel
pembuat susu untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah
payudara yang bersangkutan mengalami efek kepenuhan.
Hal
ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu
payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya
menjadi lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap
menghasilkan ASI, maka ASI yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika
bayi tidak menyusu pada salah satu atau kedua payudara, ASI sebaiknya
dikeluarkan dengan cara diperah.
Upaya
memperbanyak ASI :
·
Hindari
susu botol
·
Teknik
menyusui yang benar
·
Pemberian
ASI segera setelah lahir
·
Memberikan
ASI sesering mungkin
L.
Manfaat Menyusui
1. Manfaat bagi bayi:
• Komposisi sesuai kebutuhan .
Air susu setiap spesies makhluk hidup yang menyusui itu berbeda-beda sesuai
dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan menyusu anaknya.
• Kalori dari ASI memenuhi
kebutuhan bayi sampai usia enam bulan . Dengan manajemen laktasi yang baik,
produksi ASI cukup sebagai makanan tunggal untuk pertumbuhan bayi normal sampai
usia enam bulan.
• ASI mengandung zat pelindung .
Antibodi (zat kekebalan tubuh) yang terkandung dalam ASI akan memberikan
perlindungan alami bagi bayi baru lahir. Antibodi dalam ASI ini belum bisa
ditiru pada susu formula.
• Perkembangan psikomotorik
lebih cepat . Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapat ASI bisa berjalan dua
bulan lebih cepat bila dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.
• Menunjang perkembangan
kognitif . Daya ingat dan kemampuan bahasa bayi yang mendapat ASI lebih tinggi
bila dibandingkan bayi yang diberi susu formula.
• Menunjang perkembangan
penglihatan . Hal ini antara lain karena ASI mengandung asam lemak omega 3.
• Memperkuat ikatan batin
ibu-anak . Rasa aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan
ibunya. Ia menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi jantung
sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam kehamilan.
• Dasar untuk perkembangan emosi
yang hangat . Melalui proses menyusui, anak akan belajar berbagi dan memberikan
kasih sayang pada orang-orang di sekitarnya.
• Dasar untuk perkembangan
kepribadian yang percaya diri . Terjalinnya komunikasi langsung antara ibu dan
bayinya selama proses menyusui akan meningkatkan kelekatan di antara mereka.
Rasa lekat dan percaya bahwa ada seseorang yang selalu ada apabila dibutuhkan
lambat laun akan berkembang menjadi percaya pada diri sendiri.
2. Manfaat bagi ibu:
• Mencegah perdarahan pasca
persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula . Hal ini karena
hormon progesteron yang merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga
ASI terperah keluar juga akan merangsang kontraksi rahim. Jadi, susuilah bayi
segera setelah lahir, agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan dan proses
pengerutan rahim berlangsung lebih cepat.
• Mencegah anemia defisiensi zat
besi . Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih
cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu akan
berkurang.
• Mempercepat ibu kembali ke
berat sebelum hamil . Dengan menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang
memang disiapkan sebagai sumber energi selama kehamilan untuk digunakan sebagai
energi pembentuk ASI akan menyusut. Penurunan berat badan ibu pun akan terjadi
lebih cepat.
• Menunda kesuburan . Pemberian
ASI dapat digunakan sebagai cara mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat
yang harus dipenuhi, yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia
enam bulan; dan ibu belum haid.
• Menimbulkan perasaan dibutuhkan
. Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya demi
kebaikan bayinya akan memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.
• Mengurangi kemungkinan kanker
payudara dan ovarium . Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI
secara eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25%
lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.
3. Manfaat bagi keluarga:
• Mudah pemberian ASI selalu
tersedia dalam suhu yang sesuai, dan dapat diberikan kapan saja saat bayi
merasa lapar.
• Mengurangi biaya rumah tangga
. ASI tidak perlu dibeli, seperti halnya susu formula. Uang untuk membeli susu
bisa dialihkan untuk membiayai kebutuhan rumah tangga yang lain.
• Mengurangi biaya pengobatan .
Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk
berobat.
4. Manfaat bagi negara:
• Penghematan untuk subsidi anak
sakit dan pemakaian obat-obatan . Angka kematian dan kesakitan bayi yang
mendapat ASI akan berkurang. Selain itu, dengan tertundanya masa suibur ibu,
penggunaan obat/alat KB dapat dihemat untuk beberapa bulan.
• Penghematan devisa untuk
pembelian susu formula dan perlengkapan menyusu . Pemerintah dapat menghemat
biaya pengeluaran untuk membeli susu formula, botol, dot, dan bahan bakar
minyak/gas yang diperlukan dalam mempersiapkan air panas untuk membuat susu
formula.
• Mengurangi polusi Pemberian ASI tidak akan menyebabkan
terjadinya tumpukan kaleng/karton susu dan pencemaran udara.
• Mendapatkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas . Anak yang jarang sakit dan tumbuh-kembang
dengan optimal akan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan
berpotensi sebagai SDM yang berkualitas.
M.
Dukungan bidan dalam pemberian ASI :
ü Segera
Lakukan IMD
ü Berikan
support pada ibu
ü Bantu
ibu pada waktu pertama kali menyusui bayinya
ü Rooming
in
ü Berikan
ASI sesering mungkin
ü Hanya
memberikan colostrum dan ASI saja
ü Hindari
susu botol dan dot empeng
N.
Teknik Menyusui Yang Benar
Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar :
Teknik
Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Pembentukan dan Persiapan ASI :
Persiapan
memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara
semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar – kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan sakit. Bersamaan dengan membesarnya
kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI makin tampak.
Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh darah makin tampak,
dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak,
sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi
menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk,
berdiri atau berbaring.
Gambar 1. Posisi
menyusui sambil berdiri yang benar
Gambar 2. Posisi
menyusui sambil duduk yang benar
Gambar 3. Posisi
menyusui sambil rebahan yang benar
Ada posisi
khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar.
Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi kaki diatas. Menyusui
bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan,
dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan
diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi
tidak tersedak.
Gambar 4. Posisi
menyusui balita pada kondisi normal
Gambar 5. Posisi
menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi
menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar 7. Posisi
menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
Gambar 8. Posisi
menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
O.
Langkah-langkah menyusui yang benar
Cuci tangan yang bersih dengan
sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring
dengan santai.
Gambar 9. Cara
meletakan bayi (Perinasia, 2004)
Gambar 10. Cara
memegang payudara (Perinasia, 2004)
Bayi diletakkan
menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher
dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu,
sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke
badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi
terbuka lebar.
Segera dekatkan
bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah
puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Gambar 12.
Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Gambar 13.
Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
P. Cara pengamatan teknik menyusui yang
benar
Menyusui dengan
teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI
tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut :
- Bayi tampak tenang.
- Badan bayi menempel pada perut ibu.
- Mulut bayi terbuka lebar.
- Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
- Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi,
areola bawah lebih banyak yang masuk.
- Bayi nampak menghisap kuat dengan irama
perlahan.
- Puting susu tidak terasa nyeri.
- Telinga dan lengan bayi terletak pada satu
garis lurus.
- Kepala bayi agak menengadah.
Gambar 14. Teknik
menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
Tanda – tanda bayi cukup ASI :
ü BAK
> 6 X dalam sehari
ü BAB
berbiji
ü Setiap
menyusu dengan lahap
ü Payudara
ibu terasa lunak
ü BB
bayi bertambah
ü BB
tidak rewel
Q. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam
menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di
setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing,
kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu
menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya,
bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang
dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai
kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja
dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan
besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua
payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong,
agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat.
Gambar 15. Kutang (BH)
yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)
R.
Kondisi / Masalah Bayi
Bayi dengan bingung putting :
Penyebab:
- Menyusu bergantian dengan minum botol
- Menyusu bergantian dengan minum botol
Tanda:
- Bayi menolak menyusu dari ibu
- Menyusu dengan mulut mencucu
- Waktu menyusu terputus-putus
- Bayi menolak menyusu dari ibu
- Menyusu dengan mulut mencucu
- Waktu menyusu terputus-putus
Pencegahan:
- Berikan ASI perah dengan sendok
- Berikan ASI perah dengan sendok
Bayi enggan menyusu :
Penyebab:
- Bayi sakit : sariawan
- Bayi bingung puting
- Bayi telah diberi minum lain
- Teknik menyusui yang salah
- ASI kurang lancar
- Bayi sakit : sariawan
- Bayi bingung puting
- Bayi telah diberi minum lain
- Teknik menyusui yang salah
- ASI kurang lancar
Bayi sering menangis :
Menangis
merupakan suatu cara bayi berkomunikasi
- Penyebab : lapar, haus, basah, kotor, bosan, kesepian, rasa ASI berubah, sakit, kolik.
- Sering menangis :
bayi lelah menyebabkan menghisap kurang , ibu kesal menyebabkan proses laktasi terganggu.
- Penyebab : lapar, haus, basah, kotor, bosan, kesepian, rasa ASI berubah, sakit, kolik.
- Sering menangis :
bayi lelah menyebabkan menghisap kurang , ibu kesal menyebabkan proses laktasi terganggu.
Jadi bgmn solusi yg tepat pada bayi selama asi baru diproduksi 2-3 hari pasca melahirkan?terima kasih
BalasHapusJadi bgmn solusi yg tepat pada bayi selama asi baru diproduksi 2-3 hari pasca melahirkan?terima kasih
BalasHapusapa boleh saya minta daftar pustakanya? perinasia itu refrensinya berupa apa ya? terimakasih
BalasHapusTrm ksh bnyak infonya
BalasHapus